Nasib Si Tukang Becak “Antara Surga dan Sesuap Nasi”
Kalau boleh dibilang, sungguh kasihan nasib orang-orang yang kurang beruntung dalam hal perekonomiannya. Yah, salah satu contohnya tukang becak, yang saat ini masih ada di beberapa daerah terutama di Jakarta. Mereka harus mengais rezeki dari keringat mereka, panas-panasan atau kehujanan, harus mereka tanggung demi sesuap nasi untuk anak dan istri mereka.
Walaupun saat ini becak masih menjadi idola bagi ibu-ibu atau anak sekolah yang malas berjalan ke rumahnya dari depan kompleks. Tapi apa dikata, ada yang mengelitik hati saya ketika mengupas lebih tajam lagi tentang kehidupan si tukang becak, yang mengoes gayuh becaknya dengan sekuat tenaga demi recehan ribuan untuk memenuhi kantong mereka.
Kalau boleh dibilang, sungguh kasihan nasib orang-orang yang kurang beruntung dalam hal perekonomiannya. Yah, salah satu contohnya tukang becak, yang saat ini masih ada di beberapa daerah terutama di Jakarta. Mereka harus mengais rezeki dari keringat mereka, panas-panasan atau kehujanan, harus mereka tanggung demi sesuap nasi untuk anak dan istri mereka.
Walaupun saat ini becak masih menjadi idola bagi ibu-ibu atau anak sekolah yang malas berjalan ke rumahnya dari depan kompleks. Tapi apa dikata, ada yang mengelitik hati saya ketika mengupas lebih tajam lagi tentang kehidupan si tukang becak, yang mengoes gayuh becaknya dengan sekuat tenaga demi recehan ribuan untuk memenuhi kantong mereka.